Refleksi Studi Bulan September 2012
Oleh : Fr. Bonaventura Mario ( Filosofan 1)
A
|
ku merasa beruntung
bisa belajar filasafat di Seminari ini. Keberuntungan ini bukan saja karena aku
tidak membayar uang kuliah dan uang asrama, tetapi beruntung karena aku
memperoleh ilmu yang akan membuat diriku lebih bijaksana. Kebijaksanaan itu sangat
penting bagiku, terutama bila disangkutkan dengan panggilanku menuju imamat. Untuk
menjadi seorang gembala, haruslah bijaksana, apalagi jika melakukan karya
penggembalaan di dunia yang semakin kompleks permasalahannya ini. Banyak umat
yang menantikan homili dan arahan-arahan yang menjawabi permasalahan di dunia
ini, terlebih lagi permasalahan yang kontekstual dalam kehidupan mereka. Namun
yang terpenting dari itu semua, adalah mengarahkan mereka kepada Tuhan. Untuk menjawabi kebutuhan akan kebijaksanaan yang
sedemikian besar inilah aku merelakan diriku untuk belajar filsafat.
Ada
8 mata kuliah yang kupelajari di semester 1 ini. Sebagian mata kuliah
mengarahkanku untuk berpola pikir yang logis, sistematis, dan analitis,
misalnya saja logika, metodologi penelitian filsafat, epistemologi, dan
pengantar filsafat. Sedangkan sebagian mata kuliah yang lainnya, mengarahkanku
untuk mencari sebab-sebab dan hakikat yang terdalam dari realitas kehidupan ini,
misalnya saja metafisika, filsafat agama, seminar Plato, dan sejarah filsafat
Yunani kuno.
Untuk
mata kuliah metafisika, aku merasa kering dan hampir tidak mempedulikan mata
kuliah itu. Bila dibandingkan dengan universitas yang lain, metafisika
diletakkan di akhir-akhir perkuliahan, namun disini malah diletakkan di awal
perkuliahan. Sempat muncul rasa protes di dalam diri karena aku merasa
kesulitan, namun Tuhan menjawab hal ini lewat teman-teman dan kakak tingkat
yang membagikan hasil permenungannya setelah mempelajarinya. Metafisika itu
diletakkan di awal perkuliahan karena merupakan dasar untuk memahami pemikiran
filsuf-filsuf metafisik yang akan di ajarkan di semester selanjutnya. Setelah
memperoleh penjelasan itu, aku justru merasa beruntung karena dipersiapkan
mulai awal, sehingga nantinya tidak kaget ketika menerima kuliah-kuliah yang
metafisik.
Dalam
kaitannya dengan kebijaksanaan, metafisika adalah jembatan untuk memahami
hal-hal yang hakiki. Hal-hal yang hakiki adalah hal-hal yang terdalam dari
realitas yang ada. Di dalam injil, Tuhan Yesus menyuruh Petrus untuk bertolak
ketempat yang lebih dalam bila ingin mendapatkan tangkapan yang banyak. Begitu
juga dengan kebijaksanaan, orang yang sering bertolak lebih dalam kedalam
dirinya sendiri ataupun kedalam hakikat dari realitas yang ada, akan menemukan kebijaksanaan
yang tak terduga dalamnya. Kesadaran yang baru ini membuatku bersemangat dalam
belajar filsafat.
Duc in altum
0 komentar:
Posting Komentar